Kamis, 11 Februari 2010

Cara Penggunaan Skor Validasi Infeksi Streptokokus Mc Isaac Pada Kasus ISPA

Hasil penelitian Universitas Toronto memaparkan bahwa prevalensi infeksi Streptokokus sebesar 13,8% dengan angka tertinggi pada kelompok umur 3-14 tahun (36,2%) dan 10,7% pada kelompok umur 15-44 tahun, serta hanya 1,3% pada kelompok umur 45 tahun keatas. Pada konferensi konsensus nasional mengenai resistensi antibiotika pada tahun 1997 yang disponsori oleh Health Canada And Canadian Infectious Disease Society menghimbau agar penggunaan antibiotika segera dikurangi atau ditekan hingga sebanyak 25% selama periode 3 tahun kedepan dengan memfokuskan pada kasus infeksi saluran pernafasan.

Skor validasi Streptokokus merupakan suatu penilaian klinis yang dimodifikasi oleh McIsaac pada tahun 1998 di Kanada guna membantu mempermudah para klinisi dalam menentukan perlu atau tidak memberikan antibiotika dan melakukan kultur pada pasien dengan ISPA atau datang dengan keluhan nyeri tenggorokan. Dikarenakan indikasi pemberian antibiotika pada kasus ISPA khususnya faringitis adalah apabila terdapat atau ditemukan infeksi Streptokokus.

Skor validasi Streptokokus, terdiri dari beberapa gejala klinis yang merupakan gejala yang paling sering menyertai infeksi Streptokokus, dan masing-masing gejala tersebut memiliki nilai sensitifitas dan spesifisitas yang bervariasi dan telah diuji signifikansinya secara statistik. Skor validasi Streptokokus yang dimodifikasi oleh McIsaac meliputi dua tahap dan akan disajikan dalam bentuk Tabel 1 dan Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 1. Tahap Pertama (Perhitungan) dari Skor Validasi Streptokokus yang Dimodifikasi oleh McIsaac (1998)

Tabel 2. Tahap Kedua (Penilaian) dari Skor Validasi Streptokokus yang Dimodifikasi oleh McIsaac (1998)

Jika skor 0-1 maka pemberian antibiotika tidak diperlukan, dan bila skor 2-3 maka antibiotika hanya diberikan apabila hasil kultur positif. Untuk skor 4-5 diberikan manajemen antibiotika secara empiris tanpa harus menunggu hasil kultur. Pasien dengan skor 0 memiliki kemungkinan infeksi oleh Streptokokus sebesar 2,5%, dan pasien dengan skor 1 memiliki kemungkinan sebesar 5,1%. Sedangkan dengan skor 3 kemungkinannya adalah 27,8%, dan sebesar 52,8% dengan skor 4 yang dimana dari 503 pasien, terdapat 59,2% memiliki skor 0-1, dan hanya sekitar 10,5% dengan skor 4.

Sensitifitas dan spesifisitas dari skor ini pada dua populasi yang berbeda, yaitu community based dan academic centre based menunjukkan hasil yang konstan pada Tabel 3. Pada academic centre, maka sensitifitas dari skor McIsaac secara keseluruhan adalah 83,1% dengan spesifisitas 94,3%. Sedangkan pada community based population skor McIsaac menunjukkan sensitifitas 85% dengan spesifisitas 92,1%.

Tabel 3. Sensitifitas dan Spesifisitas dari Skor McIsaac pada Community Based dan Academic Based (1998)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar